PASMAJA FUN Riverboarding Pusur Klaten
Kamis, 09 Mei 2013
PASMAJA FUN Riverboarding Pusur Klaten: Ladies riverboarding
PASMAJA FUN Riverboarding Pusur Klaten: Ladies riverboarding: Nampang sebelum pengarungan Memasuki jeram Meliuk di kelokan
Selasa, 07 Mei 2013
Minggu, 05 Mei 2013
Sejarah Riverboarding
Riverboarding lahir pada tahun 1970an. Awalnya
muncul dari kebosanan sekelompok pemandu rafting di Perancis. Mereka
menginginkan berenang di sungai dengan cara yang lebih menarik, lebih
menantang. Maka orang-orang yang sudah sangat akrab dengan
karakter sungai itu mengikat beberapa jaket pelampung menjadi satu,
lalu terjun. Ya, sesederhana itulah cikal bakal lahirnya riverboard.
Harus diakui, orang Perancis memang paling kreatif menciptakan tantangan
yang tak terbayangkan sebelumnya.
Salah satu faktor tantangan dalam kegiatan yang juga dikenal dengan sebutan hydrospeed ini adalah kecepatan. Pada bagian arus yang sangat deras, kecepatan peselancar bisa melebihi 30 km per jam. Sama sekali tidak cepat jika dibandingkan kebut-kebutan dengan sepeda motor. Namun, tantangan lainnya adalah hubungan langsung antara pelaku dengan sungai. it's just between you and the river , begitu semboyan para pecintanya. Papan selancar modern yang umumnya terbuat dari karet busa itu berketebalan 8-12 cm. Di air sungai yang bergolak, terkadang papan setebal itu tidak berarti apa-apa. Dengan perahu karet atau kayak, kita seringkali ditelan jeram. Dengan riverboard, hampir sepanjang waktu kita berada sejajar dengan permukaan air. Sisanya, sebentar terbenam sebentar terlempar ke udara.
Salah satu faktor tantangan dalam kegiatan yang juga dikenal dengan sebutan hydrospeed ini adalah kecepatan. Pada bagian arus yang sangat deras, kecepatan peselancar bisa melebihi 30 km per jam. Sama sekali tidak cepat jika dibandingkan kebut-kebutan dengan sepeda motor. Namun, tantangan lainnya adalah hubungan langsung antara pelaku dengan sungai. it's just between you and the river , begitu semboyan para pecintanya. Papan selancar modern yang umumnya terbuat dari karet busa itu berketebalan 8-12 cm. Di air sungai yang bergolak, terkadang papan setebal itu tidak berarti apa-apa. Dengan perahu karet atau kayak, kita seringkali ditelan jeram. Dengan riverboard, hampir sepanjang waktu kita berada sejajar dengan permukaan air. Sisanya, sebentar terbenam sebentar terlempar ke udara.
Langganan:
Postingan (Atom)